
Mereka bilang, aku ini perawan tua yang pilih-pilih, tak apa, aku mencoba ikhlas menerima segala cibiran, biarkan aku bermunajat untuk mendapat jodoh terbaik dari-Nya.
Namun bagian mana yang salah dari doaku? Mengapa justru Kau kirimkan turunan iblis bermata gelap itu?
Aku ternoda, lebih nista dari kata mereka, aku wanita tak berharga yang direnggut segalanya.
-Ayka, 30-
Teduh, itu yang tampak dari bingkai matanya yang selalu menghindar. Kamu adalah Haura, salah satu anggota Hurun ‘Ain, para bidadari surga bermata jeli dan indah.
Aku tak pernah salah pilih. Kejeniusanku selalu paham konsekuensi. Hanya satu yang membuat otakku tak mampu bekerja, saat aku menginginkanmu, Haura, dan aku berhasil mendapatnya dengan paksa.
-Kash, 26-
***
Kash, jenius muda pemilik hak paten berbagai teori konstruksi jalan, jembatan, dan bangunan. Teorinya digunakan oleh berbagai negara di benua Asia dan Eropa. Bersama Rash, kakak kembar sekaligus partner kerjanya, mereka menjelma menjadi miliarder muda bersaudara.
Rash adalah pelindungnya. Dari usia sekolah Kash tak pernah mau terpisah dari kakaknya. Hingga tahun berganti tahun, mereka akhirnya pulang ke Indonesia, mendirikan perusahaan konstruksi yang kemudian dilirik negara untuk menangani megaproyek pembangunan tol lintas Jawa.
Di sanalah Kash bertemu Ayka. Mengenal Hauranya.
Ayka, seorang pengajar Bahasa Indonesia di sebuah madrasah tsanawiyah, di Pasuruan tepatnya. Parasnya ayu, teduh, kalem, pembawaannya dewasa, mencerminkan bahwa ia adalah sulung dari tiga bersaudara. Ayahnya seorang guru Matematika, sedang ibunya mengelola toko kelontong kecil di depan rumah.
Sayangnya, paras ayu tak selalu sejalan dengan keberuntungan. Di usia yang sudah menginjak kepala tiga, Ayka belum juga menemukan jodoh. Banyak lelaki mendekat, tapi dengan halus ia menolak. Banyak alasannya, mulai dari perkara iman hingga pekerjaan, tak mau diberi nafkah dari yang makruh apalagi haram, begitu ujarnya. Bahkan putra seorang ulama terpandang di Pasuruan pun pernah berniat meminang, tapi hatinya pun gentar. Ia hanya mengatakan, saleh itu tidak diukur dari turunannya, bukan karena siapa putra siapa.
Setiap wanita berhak memilih jodoh terbaik. Selalu itu alasan Ayka setiap kali keluarganya menyayangkan sikapnya.
“Ojo pilah-pilih, engko tibo bongkeng (Jangan pilih-pilih, nanti dapat yang buruk).”
Sekalipun cibiran tetangga bak semut mengorek telinga, sekalipun ibunya sering uring-uringan karena kekakuan sikapnya, Ayka tetap wanita yang teguh pendirian. Ia tak pernah gentar, percaya dan pasrah bahwa setiap manusia sudah diciptakan jodohnya.
Ya Gusti, jikapun aku tak bertemu dengan jodohku di dunia, aku ikhlas dan rela, itu jauh lebih baik daripada harus menikah dengan lelaki yang salah.
Kash dan Ayka, ada apa di antara mereka? Jodohkah? Nasib burukkah? Atau justru sebuah kutukan yang kata orang tujuh turunan?
Download gratis Haura - Aulia Lapan Bilan.pdf
Silahkan download dan baca secara offline melalui perangkat mobile ataupun melalui perangkat dekstop Anda.
Untuk mengunduh pdf Novel karya Haura yang berjudul "Aulia Lapan Bilan", silahkan klik tombol di bawah ini.
Terima kasih telah membaca Aulia Lapan Bilan. Untuk ebook, buku, novel, komik dan karya menarik lainnya, silahkan kunjungi di sini.